Tuesday, January 27, 2015

orang yang rajin sholat kok sedikit dapet rizki

Kenapa ada yang nggak taat sama Allah tapi kaya?
Sebaliknya yang rajin sholat kok kelihatannya susah dapet rizki?
Ada lagi yang biasa maksiat, kok mudah dapat jodoh?
Tapi justru yang jaga kehormatan dirinya kok susah banget dapet jodoh?
Beberapa pertanyaan di atas mungkin ada di benak Sahabat. Disini ada dua hal yang mesti dipahami. Yang pertama soal keberkahan, yang kedua soal sunatullah.
Dalam sebuah riwayat juga diceritakan bahwa Umar bin Khaththab r.a. pernah memarahi seorang yang tidak pernah keluar dari masjid. Yang ia kerjakan hanya berdzikir dan berdoa sehingga membuat marah sang Amirul Mukminin, “keluar kamu dari masjid! Sesungguhnya langit tidak akan menurunkan emas dan perak jika kau tak bekerja!”.
Dan Umar terkenal memang beliau sangat membenci orang-orang yang berpangku tangan kepada orang lain tanpa mau bekerja. Walaupun ia seorang yang ahli ibadah.
Disinilah ikhtiar yang benar mesti dilakukan. Mau sukses di akhirat mesti pakai ilmu, mau sukses di dunia mesti pakai ilmu juga. Maka, yang mesti dilakukan adalah menuntut ilmu untuk bisa mandiri. Bukankah sahabat nabi banyak yang kaya? Ustman bin 'Affan pernah sedekah 1000 ekor unta, Umar bin Khattab menyedekahkan seluruh hartanya, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyedekahkan semua hartanya. Bahkan ABdurrahman Bin 'Auf pernah sekali sedekah sekitar 42,9 M.
Begitu juga masalah jodoh, kok ada yang pacaran terus, maksiat jalan tapi kok mudah dapetin jodoh? Kalau prestasi itu dinilai dari mudahnya mendapatkan pasangan mungkin binatang lebih menang. Seekor kucing jantan bisa menghamili beberapa kucing betina dalam satu hari. Ya wajar aja kalau yang pacaran sampai kelewatan zina cepet nikah, wong udah kebablasan kok.
Pertanyaannya bukan masalah cepet atau lambat dapat jodoh bukan? Kalau asal dapetin jodoh ga diliat siapa orangnya sih mudah. Tinggal obral diri aja. Tapi kita nikah untuk ibadah. Kita nikah untuk raih Jannah. Maka memang mesti hati-hati memilih, walau bukan artinya pilih-pilih.
Maka disinilah peran keberkahan penting.Bukan masalah cepat atau lambat, bukan juga masalah dengan yang cantik atau tampan, tajir atau kere, tapi yang penting adalah berkah tidaknya pernikahan yang kelak dilakukan.
Karena kita menikah untuk melahrikan generasi yang soleh, penghafal quran, menciptakan keluarga ahli surga. Bukan hanya melegitimasi penyaluran syahwat dengan pernikahan.
Ya, disinilah pentingnya keyakinan akan takdir, penting juga untuk memantapkan ikhtiar dan do'a. Karena bagi orang beriman segalanya begitu indah. Beretemu jodoh di dunia menjadi berkah. Belum bertemu di dunia insyaAllah dapat bidadari atau menjadi ratu bidadari surga.